Kata Sambitan...


Saya pernah sekolah kedokteran, tapi terus lulus di manajemen, dan sekarang jadi abdi negara di salah satu instansi negeri berjudul Universitas.
Di universitas ini saya hidup sendirian selama enam bulan terakhir, alias single fighter (kayak spiderman gitu!) karena saya baru dimutasi dari staf humas jadi asisten senat yang emang cuma kerja sendirian aja. Emang sih, nama jabatannya keren dan intelek, cumannya ngurusin 66 orang profesor (yang nambah terus tiap taonnya) bikin saya jadi rada-rada pinter dan terjerumus dalam jurang nista keseriusan, malah bikin rambut saya rontok dan andeng2 saya hampir copot!
Ada sih temen-temen di bagian laen yang akrab sama saya, tapi sekarang saya rada ga punya waktu buat bergaol kek dulu, malah bisa dibilang imun sama manusia. Sekalinya keluar kandang (baca : ruangan) malah suka ketularan penyakit, ya herpes lah, pilek lah, panu lah, jadi mah sekarang saya begaol sama berkas n komputer aja.
Alhamdulillah banget, saya punya otak kanan rada penyok, jadi saya sering menikmati hidup dari sisi otak yang penyok itu, sama keluarga, sahabat-sahabat dan binatang piaraan saya....


it's my kacrut life

The Squad of...

Minggu, 07 Agustus 2011

Dongeng (ga bisa) tidur: Sotoy Story of Princess Gula Jawa (part 1)

Ira (baca : ebot, kuntring, irong, kucel) adalah pengrusuh gue seumur hidup. Kami sudah hidup bersama dari lahir, sekitar tahun 451 SM. Usia kami yang cuma beda 15 bulan membuat kami teman sepermainan seumur hidup. Kami sempet maen gundu sama Amenhotep VII, Luluran sama Cleopatra, Maen congklak sama Jahanara di teras Taz Mahal, jadi guru TPA sama Ibu Kita Kartini, dan terakhir bikin jamu sama Ny. Meneer.
Atas segala kemurahan hati dan bakti gue terhadap kakak (sepupu) kesayangan gue ini, gue akan menceritakan kisah hidupnya.
*okeh... okeh... biar jadi bahan cerita buat anak-anak gue (kata ira semangat, ngedeketin gue)*

Muzzzziiiiiiiikkkkk......! (Nyalain backsound : instrumen biola memilukan)

Dilahirkan sebagai yatim dan dipungut sama Bapak-bapak gendut dengan penuh kasih. Sayangnya, karena si bapak-bapak itu adalah bisnismen yang suka keluar kota, jadilah Ebot cuma tinggal sama ibu angkatnya.  Kasihan sekali ira, hidupnya penuh derita karena disiksa oleh ibu dan kedua saudara angkatnya. 
Sampai suatu hari dia bertemu dengan peri baik hati yang merubah gamis buluknya jadi gaun cantik karya Coco Channel (tau ga Coco Channel? itu loh, temennya Coco Pandan yang sodaraan sama coco crunch). Peri baik hati itu juga mengubah sendal swallownya jadi sepatu Kelme ukuran 38 (sayang, logonya buka cap kaki macan, melainkan cap kaki domba garut), selain itu sang peri juga mengubah ketimun menjadi odong-odong emas, tikus menjadi saisnya, dan kudanya... tentu saja para nyamuk doooong.

Kemudian apa yang terjadi setelah semuanya berubah, apakah Ira pergi ke pesta dansa, lalu bertemu pangeran tampan? 
Ooo... tentu tidaaak! Dia kembali bekerja dong. Nggosek kamar mandi, nyiram taneman, nyabutin rumput, mandiin binatang-binatang peliharaan dan yang paling utama adalah nguras bak dolphin di atap rumah.
-----

"Abis itu?" tanya Ira sebal
"The End deh..." jawab gue
"Trus jadi Princess Gula Jawanya gimana? Masa cuma disuruh jadi pembokat?"
"Yaaa... Emang nasibnya si Ebot jadi pembokat gituh! Mo gimana lagi?"
"Huh! Ga seru!" Ira langsung melempar buku dongeng yang setebel kitab sangsekerta itu *eeeng... ini kan blog!* oke, Ira melempar laptopnya, tapi gue ga peduli. Karena akhirnya gue ngantuk dan mau bobo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar